![](https://dskertanegara.id/wp-content/uploads/2024/12/IMG-20241220-WA0120-1024x576.jpg)
Pagelaran Wayang Kulit dalam Rangka Sedekah Bumi Desa Kertanegara, Kecamatan Haurgeulis, Kabupaten Indramayu
Desa Kertanegara, yang terletak di Kecamatan Haurgeulis, Kabupaten Indramayu, memiliki tradisi unik dan kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun. Salah satu tradisi tersebut adalah Sedekah Bumi, sebuah upacara adat yang digelar sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen dan limpahan rezeki yang diterima oleh masyarakat. Dalam pelaksanaan Sedekah Bumi ini, pagelaran wayang kulit menjadi salah satu acara yang sangat dinantikan dan menjadi puncak kegiatan adat desa.
![](https://dskertanegara.id/wp-content/uploads/2024/12/1_20241221_170540_0000-819x1024.png)
Tradisi Sedekah Bumi di Desa Kertanegara
Sedekah Bumi adalah tradisi tahunan yang dilaksanakan di Kantor Desa Kertanegara Kec. Haurgeulis Kab. Indramayu Jawa Barat yang sarat akan nilai-nilai budaya dan spiritual. Upacara ini biasanya dilaksanakan setelah musim panen, sebagai bentuk penghormatan kepada alam yang telah memberikan hasil bumi kepada masyarakat. Di Desa Kertanegara, pelaksanaan Sedekah Bumi melibatkan seluruh warga desa, mulai dari tokoh masyarakat, pihak Kecamatan Haurgeulis, Pemerintah Desa, Ketua RT/RW, Kepala Dusun, BPD, LPM, PKK, MUI, Gapoktan, BUMDes Niaga Kertanegara, Pendamping Desa, Bhabinkamtibmas, Babinsa, Karangtaruna hingga generasi muda.
Acara ini diawali dengan persiapan bersama, seperti membersihkan lingkungan desa, membuat sesaji, dan menggelar doa bersama di balai desa. Sesaji yang disiapkan biasanya berupa hasil panen, seperti padi, buah-buahan, dan hasil kebun lainnya. Sesaji ini kemudian ditempatkan di tempat khusus sebagai simbol rasa syukur kepada Sang Pencipta Tuhan Yang Maha Esa.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar warga desa. Gotong royong dan kebersamaan menjadi elemen penting yang melekat dalam pelaksanaan tradisi ini.
![](https://dskertanegara.id/wp-content/uploads/2024/12/2_20241221_170540_0001-819x1024.png)
Wayang Kulit: Puncak Hiburan dan Simbol Budaya
Sebagai bagian dari rangkaian Sedekah Bumi, pagelaran wayang kulit menjadi daya tarik utama. Wayang kulit, seni pertunjukan tradisional yang berasal dari Jawa, memiliki makna mendalam bagi masyarakat Desa Kertanegara. Pertunjukan ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana penyampaian pesan moral, pendidikan, dan filosofi kehidupan.
Dalam tradisi Sedekah Bumi, lakon wayang kulit yang dimainkan biasanya disesuaikan dengan tema acara. Misalnya, lakon yang menggambarkan hubungan manusia dengan alam atau kisah-kisah epik dari Mahabharata dan Ramayana yang relevan dengan nilai-nilai kehidupan. Dalang Ki Anung Akirna, sebagai pencerita utama, memainkan peran penting dalam menghidupkan karakter wayang, menyampaikan nasihat, dan memberikan hiburan kepada penonton.
Pertunjukan wayang kulit di Desa Kertanegara sering kali berlangsung semalam suntuk, dimulai sejak siang hari hingga malam hari sampai menjelang subuh. Hal ini mencerminkan semangat dan antusiasme masyarakat dalam melestarikan seni tradisional ini.
![](https://dskertanegara.id/wp-content/uploads/2024/12/3_20241221_170540_0002-819x1024.png)
Makna Filosofis Wayang Kulit dalam Sedekah Bumi
Wayang kulit tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Dalam konteks Sedekah Bumi, pertunjukan wayang kulit mengajarkan masyarakat tentang harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Lakon-lakon yang disajikan sering kali menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam dan menghormati hasil bumi yang telah diberikan.
Simbolisme dalam wayang kulit juga menggambarkan perjalanan hidup manusia. Tokoh-tokoh dalam cerita wayang, seperti Pandawa dan Kurawa, merepresentasikan berbagai sifat manusia, baik yang positif maupun negatif. Pesan moral yang disampaikan melalui cerita ini mengajak masyarakat untuk merenungkan kehidupan dan memperbaiki diri.
Persiapan Pagelaran Wayang Kulit
Persiapan pagelaran wayang kulit di Desa Kertanegara melibatkan banyak pihak. Perangkat desa bekerja sama dengan warga untuk mengatur logistik, seperti tempat pertunjukan, alat-alat gamelan, dan dekorasi. Dalang dan para pengrawit (pemain gamelan) biasanya diundang dari daerah sekitar untuk memberikan penampilan terbaik.
Pendanaan untuk acara ini biasanya berasal dari sumbangan warga desa, baik berupa uang maupun bahan-bahan kebutuhan. Hal ini menunjukkan semangat gotong royong yang masih kental dalam masyarakat Desa Kertanegara.
![](https://dskertanegara.id/wp-content/uploads/2024/12/4_20241221_170541_0003-819x1024.png)
Peran Generasi Muda dalam Pelestarian Tradisi
Pelaksanaan Sedekah Bumi dan pagelaran wayang kulit di Desa Kertanegara juga menjadi sarana edukasi bagi generasi muda. Melalui acara ini, mereka diajak untuk mengenal dan mencintai budaya lokal yang menjadi identitas desa mereka.
Generasi muda tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga dilibatkan dalam berbagai aspek pelaksanaan acara, seperti membantu persiapan, menjadi bagian dari kelompok pengrawit, atau bahkan belajar menjadi dalang. Dengan cara ini, tradisi wayang kulit diharapkan dapat terus lestari dan tetap relevan di tengah perkembangan zaman.
Tantangan dan Harapan
Meskipun tradisi ini masih terjaga, ada tantangan yang dihadapi dalam pelestariannya. Salah satunya adalah pengaruh budaya modern yang membuat sebagian generasi muda kurang tertarik dengan seni tradisional. Selain itu, kebutuhan dana yang cukup besar untuk menggelar pagelaran wayang kulit juga menjadi kendala bagi desa.
Namun, masyarakat Desa Kertanegara tetap optimis. Melalui kolaborasi antara pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan generasi muda, tradisi ini diharapkan dapat terus dilestarikan. Pagelaran wayang kulit tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi sarana untuk menjaga jati diri budaya dan memperkuat rasa kebersamaan.
![](https://dskertanegara.id/wp-content/uploads/2024/12/IMG-20241220-WA0099-1-1024x768.jpg)
Penutup
Pagelaran wayang kulit dalam rangka Sedekah Bumi di Desa Kertanegara, Kecamatan Haurgeulis, Kabupaten Indramayu, adalah wujud nyata pelestarian budaya lokal yang sarat makna. Tradisi ini tidak hanya mengajarkan rasa syukur kepada Sang Pencipta, tetapi juga mempererat hubungan antarwarga dan memperkaya warisan budaya.
Dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk generasi muda, tradisi ini dapat terus hidup dan memberikan inspirasi bagi desa-desa lain. Wayang kulit, sebagai simbol seni dan budaya, akan selalu menjadi bagian penting dari identitas masyarakat Desa Kertanegara.